Mendag Janji Turunkan Harga Cabai

Jakarta | Jurnal Asia
Menteri Perdagangan Rachmat Gobel, berjanji segera menurunkan harga cabai yang saat ini di Jakarta mencapai sekitar Rp70.000 per kilogram karena kurangnya pasokan dari daerah penghasil. “Saya janji untuk segera menurunkan harga-harga,” kata Rachmat saat berdialog dengan salah satu pedagang di Pasar Klender SS, Jakarta, Jumat.
Dalam kunjungan tersebut, Rachmat bersama dengan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga melakukan pengecekan harga-harga kebutuhan pokok.
Rachmat mengatakan, bahwa kunjungannya kali ini untuk mengecek harga dan pasokan bahan-bahan pokok pascakenaikan harga bahan bakar minyak subsidi yang berlaku sejak Selasa (18/11).
“Cabai itu karena masalah suplai, karena kekeringan juga. Kemudian sekarang yang dipikirkan setelah kunjungan ini adalah bagaimana kita bisa memotong jalur distribusinya supaya bisa memotong biaya,” ujar Rachmat.
Bahkan, menurut Rachmat, ia telah berbicara dengan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan agar barang-barang kebutuhan pokok bisa mendapatkan prioritas di pelabuhan, agar bisa segera didistribusikan ke berbagai wilayah Indonesia.
“Saya sudah meminta kepada Menteri Perhubungan untuk memproritaskan bahan pokok agar bisa didahulukan supaya tidak tertunda pengirimannya,” kata Rachmat.
Berdasarkan data yang diterima dari Kementerian Perdagangan, harga rata-rata cabai merah kriting di Pasar Klender SS sebesar Rp60.000 per kilogram, sementara harga di tingkat nasional pada 20 November 2014 sebesar Rp60.496 per kilogram.
Sedangkan untuk cabai merah besar Rp60.000 per kilogram, sementara harga di tingkat nasional pada 20 November 2014 sebesar Rp54.163 per kilogram. Untuk cabai rawit merah, sebesar Rp60.000 per kilogram, dan pada tingkat nasional Rp58.964 per kilogram.
Selain itu untuk kebutuhan pokok lainnya, harga rata-rata daging sapi pada tingkat nasional sebesar Rp99.766 per kilogram, daging ayam broiler Rp27.700 per kilogram, telur ayam ras Rp19.843 per kilogram, beras Rp9.063 per kilogram, dan gula pasir Rp11.156 per kilogram.
Harga Kebutuhan Pokok Stabil
Sementara itu, Kementerian Perdagangan (Kemendag) merilis data-data harga kebutuhan pokok atau pangan nasional selama 2 minggu terakhir. Dari 14 komoditas, mayoritas harganya stabil kecuali harga cabai.
“Mulai diumumkan kenaikan BBM semuanya cenderung stabil. Artinya kenaikan masih di bawah 2%. Semua stabil kecuali cabai,” kata Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Srie Agustina di Kemendag, Jakarta, Jumat (21/11).
Sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM bersubsudi, harga cabai terus merangkak naik. Harga rata-rata nasional untuk cabai merah keriting pada 20 November dijual Rp 60.928 per kg sedangkan 2 minggu lalu dijual Rp 41.402 per kg.
Sedangkan harga cabai merah besar dijual Rp 57.490 per kg, padahal 2 minggu lalu dilepas ke pasar Rp 38.220 per kg. Sementara itu, harga cabai rawit merah dijual Rp 61.944 per kg, padahal 2 minggu lalu masih Rp 41.056 per kg.
Srie menegaskan melonjaknya harga cabai tidak dipengaruhi oleh kenaikan BBM, kenaikan harga lebih dipicu karena faktor musim kemarau dan gangguan hama.
“Siklus setiap tahun sama. Dia rentan perubahan musim ekstrem saat mulai kemarau dan saat penghujan. Setiap tahun yang volatile (harga naik turun) terjadi di musim itu sekitar 2 minggu,” paparnya.
Secara kebutuhan dan produksi sepanjang tahun, pasokan cabai dari petani sebetulnya mencukupi permintaan konsumen. Kebutuhan cabai per tahun mencapai 1,7 juta ton per tahun.
Pada awal musim kemarau dan penghujan akan terjadi gejolak harga karena pasokan biasanya terganggu. Pasokan cabai di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, saat ini 92 ton per hari sedangkan pasokan normalnya 157 ton per hari.
Alhasil terjadi defisit persediaan sekitar 65 ton per hari. Pasokan cabai ke Pasar Kramat Jati umumnya dikirim dari sentra cabai di Mataram, Jata Timur, Jata Tengah, Jawa Barat, dan Lampung. (ant-Dtf)

Close Ads X
Close Ads X