Piala AFF 2014 | Berburu Poin Perdana

Pesepak bola timnas Indonesia Zulhan Malik Zamrun (kiri) beradu lari dengan Samsul Arif Munip (kanan) saat latihan di Stadion My Dinh, Hanoi, Jumat (21/11)
Hanoi | Jurnal Asia
Seberat apapun, sedrama apapun, melawan tuan rumah dengan ribuan pendukungnya sekalipun, Timnas Indonesia tetap mengincar poin perdana. Indonesia akan melakoni laga perdana Piala AFF 2014 dengan menghadapi tuan rumah Vietnam di Stadion My Dinh, Sabtu (22/11) malam WIB. Ini merupakan pertemuan ke-18 kedua tim, baik di laga kompetisi resmi maupun persahabatan.
Berdasarkan catatan rekor pertemuan (head to head), Indonesia unggul atas tim yang saat ini berperingkat 136 dunia tersebut. Tim Garuda menang sebanyak tujuh kali dan kalah empat kali. Sedangkan sisanya, enam pertandingan berakhir tanpa pemenang.
Pertemuan pertama Indonesia dan Vietnam terjadi pada babak penyisihan SEA Games 1991. Ketika itu, Tim Garuda berhasil menang 1-0 berkat gol tunggal Robby Darwis. Indonesia kemudian menjadi juara grup dan akhirnya sukses meraih medali emas.
Sedangkan pertemuan terakhir terjadi pada 16 Oktober 2012, dalam laga bertajuk persahabatan. Ketika itu, Indonesia, yang diperkuat para pemain Indonesia Premier League (IPL), menahan imbang 0-0 Vietnam di kandang mereka, My Dinh National Stadium.
Sementara itu, pertemuan terakhir Indonesia dan Vietnam di Piala AFF terjadi pada 2007, di babak penyisihan. Sempat tertinggal lewat gol bunuh diri Supardi, Indonesia kemudian menyamakan kedudukan menjadi 1-1, berkat gol Saktiawan Sinaga pada menit 90.
Selain itu, pertarungan antara Indonesia dan Vietnam terbukti selalu berlangsung sengit. Dari 17 pertemuan, tercatat hanya ada satu laga di mana marjin skor lebih dari satu. Itu terjadi pada Piala Tiger 2004, ketika Tim Garuda melumat Tuyen dengan skor 3-0.
Kini, skuat Garuda dengan dikomandoi Alfred Riedl akan kembali menghadapi Vietnam. Dengan status tuan rumah dan tentunya dukungan publik, Vietnam jelas sangat diunggulkan. Performa Vietnam sendiri juga tidak bisa dianggap remeh. Sepakbola Vietnam bisa dibilang sedikit lebih maju jika dibandingkan Indonesia, bahkan kali ini menjadi salah satu kandidat juara.
Riedl sendiri tak ragu menyebut Vietnam adalah tim favorit, mengingat mereka bermain di hadapan pendukung sendiri. Namun, ia menegaskan Indonesia datang dengan tujuan untuk mengalahkan mereka. Pelatih asal Austria ini juga optimistis Indonesia bakal lolos ke babak semifinal.
“Saya tidak akan membiarkan sisi emosional saya mengganggu dan saya harap, ketika kami bertanding melawan mereka, kami mengalahkan mereka. Dalam pandangan saya, Vietnam adalah favorit di grup ini karena mereka tampil di rumah sendiri. Lalu, saya percaya, entah itu Indonesia atau Filipina bakal lolos ke semifinal,” ujar Riedl.
Riedl mengakui kalau tiga pilarnya tidak bisa masuk dalam daftar pemain menuju Piala AFF 2014. Namun, itu tak mengubah target skuad Garuda untuk merebut juara.
Dengan mepetnya jadwal Indonesia Super League (ISL) dan Piala AFF, Riedl dipusingkan dengan berbagai cedera yang menghantam pemain-pemainnya. Greg Nwokolo alami masalah pada kakinya, Hamka Hamzah cedera lutut, sedangkan Irfan Bachdim harus berkutat dengan masalah hamstring.
Ketiga nama di atas pun harus rela tercoret dari skuad. Belum lagi ada beberapa pemain yang gagal masuk tim karena banyaknya jumlah pemain di satu posisi, seperti Ahmad Bustomi sampai Bayu Gatra. “Setidaknya tiga pilar tidak bisa menghadiri Piala AFF karena berbagai alasan. Tentu saja itu disesalkan, tapi itu sepakbola, kita harus menerima,” ujar Riedl.
Meski harus kehilangan sejumlah pemain pilar, Riedl tetap puas dengan kualitas skuad yang dimilikinya saat ini. Pelatih 65 tahun itu menilai para pemain yang sekarang masuk tim tidak terlalu jauh berbeda.
“Tujuan Indonesia tetap melaju ke final. Saya pikir semua pelatih memiliki tujuan seperti itu. Untuk melakukan hal ini tidak mudah, ketika kualitas antar tim di Asia Tenggara nyaris tidak ada perbedaan,” tambahnya.
Riedl lebih lanjut mengungkapkan, para pemainnya mesti mewaspadai pergerakan gelandang Vietnam, Nguyen Van Quyet, yang belakangan sedang memperlihatkan sinarnya. Ketika beruji coba melawan Hong Kong, Palestina, dan Malaysia, pemain bernomor punggung 10 itu turut menyumbang gol. Di laga Vietnam kontra Hong Kong dan Palestina, Riedl menyaksikan langsung permainan Vietnam.
Berkaca dari analisanya dari dua pertandingan tersebut, Riedl menilai kekuatan utama Vietnam terletak pada Van Quyet. Karena itu, Riedl mengingatkan anak asuhnya agar tidak lepas mengawasi Van Quyet.
“Vietnam punya kekuatan dalam menerapkan permainan menyerang. Saya menaruh perhatian penuh kepada pemain nomor 10. Dia pemain berpostur kecil, tapi bisa menjadi sangat berbahaya dalam melakukan penyelesaian akhir,” tandasnya.
Vietnam dituntu tampil impresif di fase grup. Sang pelatih tim nasional, Toshiya Miura, berharap timnya bekerja keras untuk tampil impresif dan tidak mengandalkan keberuntungan semata.
Sebagai pelatih, Miura terbilang blak-blakan. Dia tidak ragu menyebut timnya bermain buruk ketika kalah atau hanya dinaungi keberuntungan ketika menang.
Ambil contoh ketika Vietnam kalah dari Palestina 1-3 pada awal November silam. Kala itu, dia menyebut buruknya kondisi kebugaran pemain membuat permainan menurun di babak kedua dan akhirnya tim pun menelan kekalahan.
Dengan lugas, Miura pun menyebut Vietnam memperlihatkan performa terburuk mereka pada laga tersebut. Pada laga ujicoba melawan Malaysia, 16 November silam, di mana Vietnam menang 3-1, Miura lagi-lagi menyuarakan ketidakpuasannya. “Gelandang-gelandang kami seringkali kehilangan bola,” ucapnya waktu itu.
Belakangan, dia menyebut bahwa kemenangan atas Malaysia itu diraih lantaran Vietnam dinaungi keberuntungan. “Vietnam beruntung ketika menghadapi Malaysia. Saya bilang kepada para pemain, kita harus berusaha lebih keras lagi karena keberuntungan tidak selamanya tersenyum kepada kita,” ujarnya.
Sepanjang sejarah perhelatan Piala AFF, Vietnam pernah satu kali menjuarai turnamen tersebut, yakni pada 2008. Secara total, mereka dua kali melaju ke final, yakni pada 1998 dan 2008. Vietnam hampir selalu sukses melaju dari fase grup. Dari sembilan edisi Piala AFF sebelumnya, hanya dua kali mereka gagal lolos dari fase grup, yakni pada 2004 dan 2012.
Dua tahun silam, Vietnam tidak satu kali pun meraih kemenangan di fase grup. Setelah bermain imbang 1-1 dengan Myanmar di laga pembuka, berturut-turut Vietnam dikalahkan Filipina 0-1 dan dipukul Thailand 1-3. Tidak lama setelah kegagalan itu, pelatih Phan Thanh Hung didepak. Kini kursi kepelatihan diduduki oleh Miura yang sepanjang karier kepelatihannya selalu menangani tim-tim di J-League.
(adp-dc-goal-bn)

Close Ads X
Close Ads X