Dewan Desak Pemko Serius Atasi Kelangkaan Gas

Medan | Jurnal Asia
DPRD Medan mendesak Pemerintah Kota (Pemko) Medan segera mengatasi ter­jadinya kelangkaan gas elpiji subsidi 3 kilogram di Medan Utara agar warga masyarakat tidak lagi kesulitan untuk memperoleh gas tersebut.
“Masyarakat mengeluhkan elpiji 3 kilogram sulit didapat serta harga yang juga melambung tak terkendali, jauh lebih tinggi dibanding harga yang ditetapkan Pertamina. Ini harus jadi persoalan yang harus jadi perhatian serius pemerintah,” ungkap, Surianto SE anggota DPRD Kota Medan saat dihubungi, Jumat (28/11).
Politisi partai Gerindra asal dapil V ini menyebutkan, umumnya yang menjadi keluhan warga selain soal kelangkaan, harga gas juga melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp14 ribu yang ditetapkan Pertamina, bahkan melambung tinggi mencapai Rp18.000 hingga Rp20.000 per tabung.
“Memang kita lihat kondisi yang terjadi di lapangan telah berlarut-larut, seolah kesulitan warga untuk kebutuhan ini tidak bisa diantisipasi pemerintah dengan cepat,” sebutnya.Untuk itu, anggota legislatif yang akrab disapa, Butong ini mendesak pemerintah segera mencari tahu sebab dan solusi atas kondisi ini.
Apalagi, kelangkaan elpiji yang terjadi sudah sangat membuat masyarakat terbebani. “Kelangkaan dan mahalnya gas ini kita minta segera dapat diantisipasi, karena kelangkaan gas elpiji 3 kg sangat membebani masyarakat. Karena ini me­rupakan kebutuhan dasar yang harus tersedia setiap hari,” kata Butong.
Dari pantauan Jurnal Asia, persediaan gas di empat kecamatan yakni di Medan Marelan, Medan Deli, Medan Labuhan dan Medan Belawan masih berkelanjutan. Salah satunya masyarakat yang bermukim di kawasan Andansari Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan yang kelimpungan mencari gas ukuran 3 kg untuk kebutuhan memasak.
“Sampai hari ini (Jumat, red) gas masih sulit didapat, di pangkalan gas di daerah ini sejak lima hari lalu kosong. Kami terpaksa mencari gas sampai ke Hamparan Perak, itupun harganya mahal per tabung Rp19.000,” keluh Rubinem (41) warga Lingkungan 18 Kelurahan Terjun, Marelan.
Heri Kiswanto, pemilik Pangkalan Gas di Andansari Lingkungan 17 Kelurahan Terjun, mengatakan pihak agen penyalur gas PT Sumber Pelita Lestari hingga kini belum mendistribusikan jatah gas ukuran 3 kg ke pangkalannya. Heri, mengaku belum mengetahui apa yang menjadi kendala agen belum juga mendistribusikan elpiji bersubsidi tersebut.
“Biasanya setiap hari gas yang dipasok agen sebanyak 200 tabung. Jadi, dalam satu bulan sebanyak 25 kali agen memasok gas ke pangkalan saya. Tapi, sejak satu minggu agen tak lagi menyalurkan gas kesini. Dampaknya, masyarakat komplain ke pangkalan,” ungkapnya.
Menanggapi hal itu, Ketua Asosiasi Pangkalan Gas Indonesia (APGI) Sumut, Abdullah menyatakan dihentikannya penyaluran gas ke pangkalan tersebut patut dipertanyakan. Karena bukan tidak mungkin, jatah elpiji yang seharusnya diterima pangkalan diduga justru diselewengkan kepada pihak tertentu.
“Kalau memang jatah gas itu harus diterima pangkalan, tapi tidak didistribusikan oleh agen itu patut dipertanyakan. Karena tidak tertutup kemungkinan jatah gas yang seharusnya untuk masyarakat, justru diselewengkan,” kata Abdullah.
Soal terjadinya kelangkaan gas di sejumlah daerah di Medan, Deliserdang serta Binjai, Abdullah menyebutkan berdasarkan ketentuan Pertamina, pasokan elpiji 3 kg telah mencukupi. Namun, dia merasa aneh mengapa elpiji justru sulit didapat.
“Pemerintah di daerah perlu melakukan upaya-upaya pengawasan secara berkelanjutan, agar kelangkaan gas bisa segera diakhiri. Kalau memang kuota gas yang disalurkan ke masyarakat melalui agen dan pangkalan dinilai kurang, maka perlu dilakukan penambahan kuota,” pungkasnya.
(Syahril)

Close Ads X
Close Ads X