Pemerintah Akan Evaluasi Harga BBM Subsidi

Jakarta | Jurnal Asia
Pemerintah akan merevisi harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi menyusul terus melemahnya harga minyak mentah dunia. Harga minyak sempat berada di bawah US$70 per barel atau terendah sejak September 2010 atau empat tahun terakhir.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said, mengatakan pemerintah memperhatikan tren penurunan harga minyak dunia. Dia bilang pelemahan itu berpengaruh pada nilai keekonomian penjualan bahan bakar minyak (BBM). Pemerintah akan mengevaluasi harga BBM subsidi apabila harga minyak dunia terus melemah.
“Kalau harga turun terus maka keekonomian juga turun. Harga BBM subsidi tidak boleh melewatkan keekonomian. Akan ada evaluasi harga BBM subsidi,” kata Sudirman di Jakarta, Jumat (28/11).
Namun Sudirman belum memaparkan kapan evaluasi itu dilakukan. Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) sedang mencermati penurunan harga tersebut. Dia bilang subsidi BBM tetap ada meski hanya sedikit. Rendahnya disparitas harga BBM subsidi dan BBM non subsidi bisa meminalisir penyelundupaan
“Masyarakat harus diajak memikul beban yang nyata. Mendorong kemakmuran masyarakat bukan dengan menggendong beban mereka tapi membuat sarana untuk meringankan mereka. Seperti bibit untuk petani, nelayan ada storage. Dengan begitu masyarakat lebih kompetetitif, punya daya saing dan tangguh,” jelasnya.
Sudirman sebelumnya menyatakan, pihaknya telah meminta Tim Reformasi Tata Kelola Migas untuk melakukan kajian mengenai transparansi harga pokok BBM subsidi. Dengan begitu diharapkan, tidak ada lagi perbedaan persepsi mengenai harga BBM subsidi.
Harga BBM subsidi jenis premium saat ini sebesar Rp8.500 per liter. Sedangkan harga BBM subsidi jenis solar sebesar Rp7.500 per liter. Untuk BBM non subsidi jenis Pertamax dibanderol dengan harga Rp9.950 per liter.
(bs)

Close Ads X
Close Ads X