Juventus Scudetto

TURIN, ITALY - MAY 18:  The Juventus FC players celebrate with the Serie A trophy at the end of the Serie A match between Juventus and Cagliari Calcio at Juventus Arena on May 18, 2014 in Turin, Italy.  (Photo by Valerio Pennicino/Getty Images)
TURIN, ITALY – MAY 18: The Juventus FC players celebrate with the Serie A trophy at the end of the Serie A match between Juventus and Cagliari Calcio at Juventus Arena on May 18, 2014 in Turin, Italy. (Photo by Valerio Pennicino/Getty Images)

Genoa | Jurnal Asia
Juventus memastikan gelar juara Liga Italia musim ini usai mengatasi Sampdoria dengan skor tipis 1-0. Arturo Vidal jadi pahlawan kemenangan Bianconeri dengan mencetak gol tunggal.
Bertandang ke Luigi Ferraris pada laga yang tuntas Minggu (3/5) dinihari WIB, Juve cuma butuh hasil imbang untuk memastikan titel juara. Mereka memulai laga dengan beberapa kali mendapatkan ancaman, meski relatif masih unggul dalam penguasaan bola.

Hingga kemudian di menit ke-32, sebuah umpan silang dari Stephan Lichtsteiner dari sisi kanan disambut sundulan Vidal yang berdiri bebas di tiang jauh. Juve pun memimpin.
Sampdoria beberapa kali melancarkan tekanan, tapi gagal benar-benar mengancam gawang Gianluigi Buffon. Sementara Juve juga tak mampu memaksimalkan sejumlah peluang yang didapatkan. Skor 1-0 bertahan hingga laga usai.

Hasil ini memastikan Si Nyonya Besar meraih Scudetto ke-31, atau yang keempat secara beruntun. Mereka saat ini mengoleksi nilai 79 dari 34 pekan, jumlah yang tak akan terkejar oleh Lazio di posisi dua yang baru mengumpulkan 62 poin dari 33 laga.

Dengan raihan Scudetto ini, maka Juventus semakin mengokohkan statusnya sebagai tim tersukses di kancah domestik Italia, sesuatu yang baru kali ini lagi mampu mereka lakukan sejak keberhasian di awal era Serie A.

“Saya ingin mendedikasikan Scudetto ini untuk para suporter kami karena mereka adalah jiwa dan hati dari Juventus,” ucap bek Juve Leonardo Bonucci usai kemenangan timnya.
Ini merupakan gelar juara Liga Italia ke-31 untuk Juve, dan yang ke-29 buat klub Turin tersebut sejak era Serie A dimulai pada tahun 1929, ada dua titel lain yang sempat diraih Juve tetapi akhirnya dicopot akibat skandal Calciopoli.

Dengan menjadi kampiun musim ini Juve bukan saja kian jauh meninggalkan para rivalnya di Italia, semisal AC Milan dan Inter Milan (masing-masing 18 titel Liga Italia), tetapi juga merangkai empat gelar juara secara berturut-turut.

Sejak menyabet lima titel Serie A beruntun pada periode 1930-31 sampai 1934-35, baru kali ini lagi Nyonya Tua bisa merangkai empat titel berturut-turut. Tentu saja satu gelar lagi di musim depan akan menyamai laju terbaik Juve di kancah tersebut.

Sementara Opta mencatat bahwa keberhasilan meraih Scudetto dengan empat laga tersisa merupakan yang pertama untuk Juve sejak tiga poin diberikan untuk sebuah kemenangan di Serie A–pada 1994-95. Opta juga menyebut bahwa Juve menjadi klub pertama yang mampu dua kali meraih Scudetto setidaknya untuk empat musim berturut-turut dalam sejarah Serie A.
Keberhasilan mengunci Scudetto juga membuat La Vecchia Signora kini sudah mengamankan satu dari tiga trofi yang berpeluang dimenangi musim ini, dengan Liga Champions dan Coppa Italia menjadi dua ajang lainnya.

Jaga Fokus
Scudetto keempat beruntun untuk Juventus disebut punya rasa berbeda karena diraih bersama allenatore Massimiliano Allegri. Gembira dan melegakan, tetapi Juve tak mau larut dalam pesta. Ini merupakan titel Serie A pertama Bianconeri dengan Allegri setelah tiga sebelumnya diraih bersama Antonio Conte, yang kini menangani tim nasional Italia.

Kedatangan Allegri sendiri pada awalnya mendapat sambutan dingin dari para suporter Juve, membuat musim ini diawali klub Turin tersebut dengan langkah yang kurang kondusif.
“Luar biasa sekali betapa Scudetto ini terasa indah karena kami memulai dengan adanya protes dari suporter dan juga perpisahan yang bisa sangat melukai kami. Tapi pada prosesnya kami segera mengarahkan fokus ke tempat yang tepat dan bekerja keras sedari hari pertama untuk membantu pelatih Allegri. Gelar ini terasa berbeda karena kami mengawalinya dengan atmosfer yang kurang bagus. Kami mendapatkan pelatih yang tidak diduga-duga, tapi kami sebagai pemain sudah berhasil membantu pelatih,” kata bek Juve, Leonardo Bonucci.

Selain titel Serie A, Juve musim ini juga masih memiliki peluang menjuarai Coppa Italia dan Liga Champions. Di Coppa Italia tinggal Lazio yang harus dihadapi di final pada 7 Juni sedangkan di Liga Champions ada Real Madrid yang akan mulai dihadapi pada tengah pekan di dua leg partai semifinal.

“Kini kami sudah mencapai satu dari tiga target kami, tapi kami harus segera mengalihkan bidikan ke Real Madrid pada hari Selasa sehingga kami bisa membuat musim ini jadi tidak terlupakan,” tegas Bonucci.

Buat Allegri sendiri, ini adalah gelar juara Liga Italia keduanya sebagai pelatih. Sebelumnya, Allegri meraih gelar tersebut pada tahun 2011 bersama AC Milan.
Konsistensi Juventus tidak dimiliki oleh pesaing-pesaing terdekat mereka, terutama AS Roma. I Lupi, yang sempat lama menguntit dari posisi kedua, kini sudah turun ke urutan ketiga lantaran sederet hasil kurang meyakinkan selepas dimulainya tahun 2015. Saat ini, Juventus unggul 18 poin atas Roma dan 17 poin atas Lazio yang berada di posisi kedua.
(dc-ss-goal)

Close Ads X
Close Ads X