Medan | Jurnal Asia
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dijen Dikti) mempercayakan Universitas Negeri Medan (Unimed) untuk menyelenggarakan program sarjana mendidik di daerah terdepan, terluar dan tertinggal (SM3T).
“Kita juga dipercayakan menggelar pendidikan profesi guru atau PPG secara gratis beasiswa bagi peserta yang menyelesaikan pengabdiannya selama satu tahun di daerah 3T,” kata Rektor Unimed, Prof Ibnu Hajar Damanik, Rabu (13/5).
Pada 2014, Unimed menerjunkan 216 peserta program SM3T angkatan IV ke 3 provinsi, yakni NAD di Simeulue, Kalimantan Timur di Berau dan Papua di daerah Lanny Jaya, Asmat dan Yahukimo. Ibnu di hadapan 1.889 wisudawan mengatakan, profesi guru khususnya dan tenaga di bidang non keguruan tetap diminati masyarakat. Hal itu terindikasi semakin banyaknya calon mahasiswa baru yang mendaftar ke Unimed. Pada SNMPTN 2015, calon mahasiswa baru yang memilih Unimed meningkat 12,31 persen dari 31,933 pada 2014 menjadi 35,866 pendaftar dari 30 provinsi.
Menurut Ibnu, untuk meningkatkan kredibilitas, Unimed menjalin kerjasama eksternal stakeholder dengan beberapa kabupaten dan kota, universitas dalam dan luar negeri.
“Kerjasama tersebut dalam bentuk twin program bagi mahasiswa S1 dan pengembangan jurnal online dengan universitas Negeri Semarang dan Universitas Negeri Surabaya dan lainnya,” ungkap Ibnu.
Pada wisuda sarjana 2015, seorang lulusan meraih indeks prestasi kumulatif (IPK) tertinggi yakni 3,96 yang diperoleh Yeni Purwati, mahasiswi program pascasarjana Pendidikan Kimia. “Masyarakat tetap menaruh harapan besar agar Unimed mampu menghasilkan lulusan mandiri, inovatif dan mampu menjadi agen perubahan dalam proses pembangunan bangsa, yang tidak saja cerdas secara intelektual tetapi juga berkarakter dengan memiliki kematangan mental-spiritual, emosional, hati dan memiliki kepribadian kuat,” kata Ibnu.
(swisma)