Berkebun Buah di Rumah

tanaman jambu pot

Tabulampot

jambu lumut 5

DSC04520
Jika Anda memiliki halaman rumah yang cukup luas, mengapa tidak memilih untuk membuat kebun buah? Bahkan pengalaman menunjukkan, dimana dengan halaman yang sempit pun bisa, asal tahu tata ruangnya, biasanya akan didominasi tabulampot yang indah. Banyak cara yang dilakukan orang untuk membuat kebun buah, namun cara yang paling parah dan yang selama ini banyak kita gunakan adalah menanam bibit buah dengan cara satu persatu (mencicil), dengan tata letak seadanya. Hasilnya betul-betul semrawut! Kita sering lupa, bahwa membangun kebun buah hampir mirip dengan membangun rumah. Sebuah satu kesatuan. Perlu strategi dan rencana yang matang.

Selama ini kita banyak mengabaikan manajemen pemasaran dalam membuat kebun buah, artinya kalau Anda sudah punya berhektar-hektar kebun buah tapi belum ada pemasukan yang Anda dapat, justru pengeluaran yang terus membebani Anda tiap bulan, berarti perencanaan kita yang salah sejak awal. Harus diakui itu memang salah satu faktor penting dalam membuat kebun buah, dan masih banyak faktor teknis lainnya. Sebagai panduan singkat, tip-tip berikut akan bisa jadi panduan singkat untuk Anda dalam mebuat kebun buah:

1. Jarak Tanam. Ini yang paling sering dilupakan ketika menanam bibit buah. Tanpa didasari pengetahuan akan sifat tanaman buah tertentu, kita menanam berdasarkan feeling saja. Yang terjadi tajuk daun antar tanaman saling menutupi. Bahkan berdasarkan pengalaman, ada yang menanam bibit buah di bawah naungan tanaman yang besar, tentunya tak cukup sinar matahari yang bisa masuk ke bawah. Jarak tanam bisa berdasarkan aturan baku terhadap masing-masing tanaman atau sesuai dengan keinginan kita akan seberapa besar tanaman itu nantinya. Jarak tanam memberi ruangan pada kita untuk melihat dengan jelas bila tanaman berbuah, indah, indah sekali. Dan ini yang tidak pernah dirasakan, bila jarak tanam dilanggar maka kita cuma melihat pemandangan tumpukan tanaman yang berbuah. Jarak tanam membuat kebun buah kita tampak rapi berbaris, sehingga memudahkan dalam panenan.

2. Tata-letak. mengharuskan kita menanam serempak, artinya bukan satu-satu. Kita tahu tanaman buah apa yang pantas di depan rumah dan mana yang di belakang. Pertanyaannya, bagaimana dengan tanaman yang sudah ada, apa mesti ditebang? Tentu tidak, hanya perlu diatur dan dilakukan pemangkasan berat. Dan kita perlu tahu bahwa bibit yang cepat tumbuh saja yang ditanam di samping tanaman lama tersebut, misalnya bibit buah Matoa. Pernah suatu kali, seorang pensiunan pegawai perkebunan ngotot ingin dibuatkan kebun buah Coklat di depan rumahnya, untuk mengingatkan akan kenangan masa bekerja dulu. Dalam konteks ini perlu dipertimbangkan ‘kepantesan’ umum yang berlaku di masyarakat. Dan perlu diwaspadai, jangan menanam tanaman terlalu dekat dengan rumah, selain bahaya ambruknya tanaman akibat angin, juga perakaran tanaman yang bisa merusak dasaran rumah.

3. Kontur Tanah. Bila halaman Anda datar, ketika tanaman masih berupa bibit kecil mungkin tidak masalah, Anda masih bisa melihat semuanya secara kasat mata. Namun ketika tanaman tumbuh membesar, yang tampak hanya tanaman di baris-baris depan saja. Itu tidak indah, pemecahannya dengan membuatkan tanah sehingga bisa dibuat gundukan, guludan, undak-undakan atau terasering, Kebun buah Anda jadi tampak seperti piramida, indah dan meliuk-liuk.

4. Sistem Irigasi. Bahkan kebun Agrowisata terkenal mengabaikan yang satu ini. Karena letaknya yang di daerah basah, mungkin dipikir hanya dibutuhkan ketika kemarau saja. Namun fungsi sistem irigasi tidak hanya itu saja; bisa menyimpan air, membuang kelebihan air (lahan bekas persawahan), dan rutinitas pengairan saat tanaman berbuah. Sekarang ini, banyak sistem yang bisa dipilih, sistem tetes merupakan salah satu yang terbaik di dunia. Yang bisa menunjukkan kontinuitas masuknya air.
(int)

Close Ads X
Close Ads X