Buah naga, buah pendatang baru ini namanya sedang naik daun di kalangan masyarakat Indonesia. Warnanya merah mengkilap, pada kulitnya terdapat sirip berwarna hijau, rasanya manis lezat menyegarkan dan berkhasiat bagi kesehatan menjadikan buah ini diminati banyak kalangan. Buah yang cukup unik ini, telah lama dikenal oleh rakyat Tionghoa kuno dan diyakini sebagai buah pembawa berkah. Masyarakat Tionghoa memiliki tradisi meletakkan buah naga di antara patung naga di altar. Oleh karena itu buah ini sering disebut-sebut sebagai buah naga, dalam bahasa Vietnam disebut dengan nama Thang Loy, di Thailand diberi nama Keaw Mang Kheon, di Tiongkok disebut Feuy Long Kwa, di Tawain disebut Shien Mie Kuo, di Meksiko dikenal Pitahaya, Melano (Hawai), Rhino Fruit (Australia), di Inggris disebut Dragon Fruit dan di Indonesia sering pula disebut Bum Naga atau Buah Naga.
Buah berasal dari tanaman jenis kaktus ini awalnya adalah tanaman dari Meksiko dan Amerika Tengah, kemudian dibawa ke kawasan Indocina ( Vietnam ) oleh seorang Perancis sekitar tahun 1870, dari Guyama Amerika Selatan sebagai tanaman hias karena sosoknya yang unik dan bunganya yang cantik dan berwarna putih. Suku Aztek, penduduk asli Amerika Tengah dan Amerika Selatan, sudah lama menjadikan buah naga liar dari hutan menu hidangan. Pada tahun 1980 dibawa ke Okinawa, Jepang. Masuk ke Australia sekitar tahun 1980 berkembang di Queensland dan New South Wales. Buah naga masuk ke Indonesia sekitar tahun 2000 dari Thailand, kemudian dibudidayakan dan menjadi populer.
Buah naga yang awalnya sebagai tanaman hias, kini semakin populer sebagai komoditas unggulan karena permintaannya meningkat terus. Tidak hanya pasar lokal, tapi buah ini memiliki prospek yang besar untuk menembus pasar luar negeri. Prospek buah naga di pasar domestik cukup baik karena penggemarnya berangsur-angsur meningkat. Hal tersebut dapat dilihat dengan semakin membanjirnya buah naga di supermarketatau pasar buah, toko, dan swalayan di beberapa kota di Indonesia. Untuk memenuhi kebutuhan pasar tersebut sekarang telah berkembang sentra produksi buah naga di beberapa daerah antara lain di kabupaten Kulonprogo dan Sleman, Yogyakarta, Malang, Bogor, Jember dan lain-lain.
Khasiat
Buah naga, selain rasanya nikmat, diyakini banyak memberikan khasiat bagi kesehatan. Mungkin karena itulah, buah naga banyak diminati sehingga permintaan pasarnya tinggi. Bagi sebagian orang buah naga termasuk buah yang tergolong mewah, karena harganya masih mahal dan juga masih jarang di pasaran. Bentuknya yang unik dengan warna mencolok, mengundang keingina-tahuan orang. Berdasarkan hasil dari berbagai penelitian terhadap buah naga, ditemukan beberapa khasiat bagi kesehatan diantaranya adalah sebagai pembersih darah, penguat ginjal, penyeimbang kadar gula darah, menyehatkan lever, perawatan kecantikan, menguatkan daya kerja otak, meningkatkan ketajaman mata, mengurangi keluhan panas dalam dan sariawan, menstabilkan tekanan darah, mengurangi keluhan keputihan, mengurangi kolesterol, mencegah kanker usus serta mencegah sembelit dan memperlancar feses. Selain dikonsumsi langsung dalam bentuk segar, buah naga juga dapat digunakan sebagai campuran salad bersama buah lainnya yang ditambahkan saus mayonaise maupun yogurt sehingga citarasa yang terasa lebih nikmat. Buah ini, juga akan terasa lebih nikmat jika dihidangkan sebagai campuran pada sup buah. Selain itu, buah naga juga bisa dijadikan selai, terutama buah naga warna merah disamping rasanya pas, tapi juga memiliki tampilan yang menarik. Buah naga yang diolah menjadi selai terlebih diparut daging buahnya, kemudian direbus dengan ditambahkan gula pasir.
Teknik Budidaya
Tanaman buah naga tumbuh dengan baik pada lahan dengan ketinggian 20 – 350 m diatas permukaan laut, tanah gembur berporous, kaya bahan organik dan banyak mengandung unsur hara. Selain itu, tanaman ini, akan tumbuh dengan baik dan hasil buah yang optimal pada media tanah dengan derajad keasaman pH 5–7. Tanaman buah naga termasuk tanaman tropis dengan curah hujan yang ideal untuk pertumbuhan buah naga sekitar 60 mm/bln atau 720 mm/tahun. Pada curah hujan 600-1.300 mm/tahun tanaman ini juga masih bisa tumbuh. Tanaman ini tidak membutuhkan air dalam jumlah yang banyak. Selain faktor tersebut, kesuburan tanah juga berperan penting dalam pertumbuhan.
Pengolahan Tanah
Perakaran buah naga memerlukan tanah yang gembur karena perakarannya merayap dipermukaan tanah. Tanah yang terlalu keras atau liat menyebabkan akar tidak bisa tumbuh baik. Lahan yang akan digunakan terlebih dahulu dibersihkan dari gulma dan rerumputan untuk menghindari penyakit, kemudian dicangkul agar tanah menjadi gembur dan tanah dibolak-balik, dan dibuat bedengan. Setelah itu dibuat lubang-lubang tanam sesuai dengan cara tanamnya apakah menggunakan system panjatan tunggal atau olomi kelompok. Media tanam untuk panjatan tunggal menggunakan campuran tanah galian diberi pasir sekitar 5 kg, bubuk bata merah 5 kg, pupuk kandang kering 10 kg dan olomite 300 g kemudian dicampur sampai merata.
Sistem pengairan pada lahan disesuaikan dengan kondisi lahan, sistem cara tanamnya, dan pengadaan sumber air yang ada disekitar lahan. Bisa menggunakan cara pengairan tradisional yaitu sistem leb yaitu menggunakan parit sedalam 20 cm atau Pengairan dengan system pipa plastic.
Pengadaan Bibit
Pengadaan bibit merupakan faktor penting dalam proses budidaya. Bibit yang berkualitas dan memenuhi syarat akan menghasilkan tanaman yang subur dan hasil panen yang maksimal dengan mutu buah yang memuaskan. Pengembangbiakan bibit buah naga dapat dilakukan dengan cara generatif dan vegetatif. Pengembangbiakan bibit secara generatif adalah dengan mengguakan biji yang berasal dari buah.
Pengembangbiakan bibit secara vegetatif adalah cara yang lebih sering dilakukan karena lebih praktis dan lebih cepat. Pengembangbiakan cara vegetatif adalah dengan menggunakan setek cabang atau batang.
Buah naga termasuk tanaman merambat sehingga membutuhkan penopang/panjatan untuk menopang tanaman sehingga dapat tumbuh tegak ke atas. Ada beberapa tipe dan bahan tiang panjatan, disesuaikan dengan dana yang akan diinvestasikan. Tiang bisa terbuat dari batang kayu atau beton yang terbuat dari semen. Tiang panjatan yang digunakan harus kuat dan mampu bertahan selama umur produktif buah naga yaitu 15-20 tahun.
Penanaman bibit lahan tanam yang harus diperhatikan adalah kedalaman yang terlalu dalam malah akan menghambat pertumbuhannya. Kedalaman penanaman adalah 20% dari panjang bibit sekitar 10-15 cm.
Pemeliharaan
Perawatan buah naga, meliputi penyulaman, pengikatan dan pengaturan letak, pengairan, pemupukan, pembumbunan, pemangkasan, serta penyeleksian bunga dan calon buah. Penyulaman adalah merupakan tindakan untuk mengganti tanaman yang mati disebabkan oleh tercabutnya bibit buah naga dari media tanam, busuk pangkal batang dan lain-lain. Pemupukan adalah salah satu faktor penting dalam budidaya buah naga. Pemupukan bertujuan untuk meningkatkan unsur hara pada media tanam, sehingga tanaman dapat tumbuh dengan subur dan hasil panen yang maksimal. Kekurangan unsure hara menyebabkan tanaman menjadi kerdil/kurang subur atau tidak berbuah. Pada dasarnya tanaman buah naga, dapat tumbuh dengan dengan baik dan berbuah hanya dengan pemberian pupuk kandang. (int)
Buah Naga Pendatang Baru yang Naik Daun
Posted 11 Agu 2014 10:40, 1.270 views