Peluang Manis Buah Manggis

buah-manggis-untuk-ibu-hamil manggis 3 shutterstock_54159205
Sebagai buah tropis paling eksotis yang digemari masyarakat sub tropis, peluang bah manggis sungguh manis. Selain memiliki rasa yang manis, buah ini ternyata memiliki banyak sekali keistimewaan dibandingkan dengan jenis buah lainnya, sehingga prospek budidaya manggis sampai saat ini masih menjanjikan.   Beberapa petani Thailand, Australia, Indonesia, negara-negara Amerika dan Afrika Tropis, sudah menanam manggis secara massal dengan biji yang ditanam langsung di lapangan. Namun sebelumnya, para petani ini telah menanam pohon pelindung.
Dengan cara penanaman biji langsung di lapangan, maka tidak akan terjadi stagnasi pertumbuhan akibat pemindahan dari polybag tempat penyemaian, ke lokasi penanaman. Setelah tanaman tumbuh, dilakukan pemupukan dan pengairan intensif.
Dengan pola penanaman demikian, pada umur lima tahun sejak penyemaian, tanaman sudah mampu berbuah, dengan ketinggian dan tajuk normal. Cara inilah yang kemudian paling banyak dilakukan oleh para petani manggis di banyak negara.
Di Florida, AS, petani mencoba inovasi baru bukan dengan sambung pucuk, melainkan sambung akar antara benih manggis biasa (Garcinia mangostana), dengan Garcinia xanthochymus. Caranya, mereka menyemai biji manggis biasa dan biji Garcinia xanthochymus, secara bersamaan.
Penyambungan dilakukan dengan teknik penyusuan pada pangkal batang, sekitar 10 cm di bawah permukaan media. Setelah sambungan menempel, batang Garcinia xanthochymus, dipotong. Benih manggis tersebut lalu punya dua “kaki”. Meskipun pertumbuhan akar Garcinia xanthochymus, juga sangat lamban, namun dengan dua kaki tersebut pertumbuhan manggis selanjutnya akan lebih pesat dibandingkan dengan benih biji yang tanpa sambungan.
Tahun ini, hasil panen manggis melimpah luar biasa. Biasanya manggis tidak terlalu dominan di kakilima DKI Jakarta. Namun tahun ini di mana-mana kita melihat untaian manggis atau onggokan dalam net plastik @ 1 kg. Harga manggis kemasan di kakilima ini, masih Rp5.000 per ikat/kantung. Isinya antara 7-10 butir per kemasan.
Di toko buah dan pasar swalayan, harga manggis kiloan masih berkisar antara Rp6.000-Rp10.000 per kg, tergantung kualitasnya. Dengan panen yang demikian melimpah, tentu banyak buah yang tak layak makan, namun masih layak untuk diambil bijinya guna dijadikan benih. Istilah di kalangan penangkar, benih demikian disebut sebagai “benih sapuan”. Kualitas benih sapuan, tentu tidak sebaik benih dari buah kualitas baik.
Sebenarnya, ada cara lain untuk memproduksi benih dengan cara lebih profesional, tetapi juga dengan biaya lebih murah. Caranya dengan mendatangi sentra-sentra manggis, kemudian memborong buah di sentra tersebut. Meskipun kita tidak mungkin membeli buah yang masih ada di pohon secara langsung dari petani.
Sebab di sentra manggis tersebut, semua pohon manggis sudah dikuasai oleh tengkulak. Berhubungan dengan tengkulak di sentra manggis pun, masih mampu memperoleh harga jauh di bawah harga di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta. Dipotong biaya angkut, dan lain-lain, jatuhnya harga per kg, manggis hanya sekitar Rp2.000-Rp 3.000 per kg. Kalau tiap kg, manggis isi 7–10 butir buah dan tiap buah rata-rata ada dua biji layak semai, maka nilai biji manggis itu rata-rata Rp150 per butir.
Nilai biji tersebut, masih belum memperhitungkan biaya pengupasan, namun juga tanpa memberi nilai pada daging buah. Buah manggis tidak mungkin dijual setelah dikupas. Padahal, tidak mungkin memaksa para pengupas manggis, untuk memakan habis semua daging buah yang dikupasnya.
Solusinya, daging buah itu dijadikan jus atau diperas untuk diambil airnya, hingga menjadi sirup manggis. Kandungan daging buah manggis per 100 gram (g) adalah karbohidrat 6-20 g, lemak 0.1-1 g, protein 0.6 g, serat 5.0-5.1 g, abu 0.2-0.23 g, kalsium 7-11 miligram (mg), fosfor 4-17 mg, potassium 19 mg, zat besi 0.2-1 mg, vitamin A 14 IU, vitamin B1 0.03 mg, vitamin B2 0.03 mg, niacin 0.3 mg, vitamin C 4.2-66 mg, thiamine 0.03 mg, asam ascorbic 1.0-2.0 mg.

Berkembang
Belakangan manggis juga berkembang di Australia Tropis, Amerika Latin, Amerika Tengah, Florida, Hawaii dan juga di Afrika Tropis. Di Asia Tenggara sendiri, Indonesia ketinggalan jauh dibanding dengan Malaysia, Thailand dan Vietnam dalam membudidayakan manggis secara monokultur (hanya manggis saja). Meskipun Thailand sebenarnya mulai membudidayakan manggis dengan serius secara tidak sengaja.
Tahun 1980an, masyarakat sub tropis mulai tertarik terhadap manggis. Terutama, MEE, Korea dan Jepang. Hingga harga manggis di pasar internasional mendadak naik tajam. Secara kebetulan pula, durian monthong yang dibudidayakan secara monokultur di Thailand banyak yang terserang hama penggerek batang, yang belanjut ke infeksi sekunder oleh phytoptora.
Petani durian Thailand lalu menanam manggis di bekas tanaman durian yang mati tadi. Karena harga manggis semakin membaik, bahkan lebih tinggi dibanding durian, maka makin banyak petani yang menanam manggis di sela-sela durian. Akhirnya, petani Thailand berani menanam manggis secara monokultur.
Malaysia, Vietnam, India dan Australia juga mengikuti jejak Thailand, membudidayakan manggis secara monokultur. Sementara negara-negara di kawasan tropis di Amerika dan Afrika juga mengembangkan komoditas ini dengan cukup intensif.
Indonesia, justru masih mengandalkan tanaman manggis di kebun rakyat. Populasi tanaman manggis rakyat memang cukup banyak. Namun tempatnya terpencar-pencar dan sama sekali tidak terawat dengan baik. Dengan tanaman seperti itu pun, kita sudah bisa ekspor. Apalagi kalau kita kembangkan kebun manggis monokultur secara intensif. Namun sampai dengan saat ini, kita masih lebih banyak berdebat tentang mana yang lebih unggul, benih sambungan (okulasi), atau asal biji.
Manggis (Garcinia Mangostana), adalah tumbuhan dengan sifat ultra-tropical. Tumbuhan dengan sifat ini, mutlak memerlukan suhu udara hangat, dengan curah hujan dan tingkat kelembapan udara tinggi. Dari berbagai penelitian, manggis akan mati dalam suhu udara di bawah empat derajat celcius. Di persemaian, manggis bahkan sudah tidak tahanlagi pada suhu tujuh derajat celcius. Sebaliknya, pada suhu udara 37 derajat celcius, manggis juga tidak bisa tahan hidup. Karakter tanaman manggis yang ultra-tropical mengakibatkannya tidak mungkin dikembangkan di kawasan sub tropis dan gurun. Beda dengan mangga, yang mampu beradaptasi dengan kawasan gurun (Meksiko, Mesir) dan kawasan sub tropis (Australia). (int)

Close Ads X
Close Ads X