Medan | Jurnal Asia
Tahu Sumedang. Siapa yang tak tahu penganan khas Provinsi Jawa Barat ini. Berbahan dasar kacang kedelai yang penuh protein, makanan ini memang cocok dijadikan kudapan disetiap waktu. Kelezatan Tahu Sumedang semakin terasa dengan tambahan petis (bumbu berbahan kecap dan cabai) dan cabai rawit sebagai pelengkap.
Kelezatan tahu itu tersaji di Rumah Makan Tahu Sumedang Renyah. Sejak dibuka pada pada tanggal 25 Maret 2016 lalu, rumah makan yang berlokasi di Jalan Tanjung Morawa Km 16, Deli Serdang itu sudah ramai dikunjungi konsumen. Hal itu terlihat dari banyaknya pembeli yang datang silih berganti.
Manager Rumah Makan Tahu Sumedang Renyah, Ancom, mengatakan dalam satu hari bisa menghabiskan 2 kwintal tahu. Namun untuk akhir pekan atau hari libur, bisa mencapai 4 kwintal. “Sejak dibuka beberapa hari lalu, lumayan banyak konsumen yang datang. Harganya Rp1.000/buah. Kita kan baru merintis, semoga bisa bertambah lagi konsumennya,” ucap Ancom kepada Jurnal Asia, Selasa (29/3).
Untuk pembuatan tahu, lanjut Ancom, prosesnya dilakukan di dalam sebuah pabrik yang berada di areal rumah makan. Diceritakannya, rangkaian proses pembuatan tahu yang dimulai dari penggilingan kacang kedelai, yang kemudian dimasak dan dicetak memakan waktu kurang lebih satu setengah jam.
“Kemudian tahu digoreng dalam wajan yang berukuran lebar untuk menghasilkan kriuk-kriuk, sebagai ciri khas Tahu Sumedang. Untuk menghasilkan kriuk tersebut dibutuhkan keahlian,” urainya.
Banyak yang menyangka kriuk-kriuk tersebut, sambung Ancom, memakai bahan tambahan (telur). Padahal katanya hanya tahu saja. Itu bisa dilakukan karena keahlian dalam pengolahan. “Selain itu kita juga tidak ada pakai bahan pengawet, jadi satu hari sudah tidak laik konsumsi. Dan itu bisa dicek di laboratorium. Bila ditaruh pengawet tahu akan lebih kenyal.
Kira-kira begitulah perbedaannya,” jelas Ancom. Rumah makan ini satu-satunya yang ada di Sumatera Utara. Rencananya, akan ekspansi di Kota Medan dan Lubukpakam, Deliserdang. “Mudah-mudahan dengan dibukanya rumah makan ini, masyarakat bisa menikmati dan merasa puas. Sebab banyak konsumen yang kurang paham, perbedaan Tahu Sumedang asli dengan Tahu Sumedang yang beredar di Sumut,” ucap dia.
Ia juga berharap, keberadaan rumah makan miliknya dapat menjaring tenaga kerja, sehingga secara tidak langsung dapat membantu pemerintah dalam hal mengurangi jumlah pengangguran dewasa ini. “Setidaknya rumah makan itu nantinya menjadi lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat yang membutuhkan,” pungkas pria berlogat Sunda ini seraya menyebut saat ini sudah 25 pekerja di rumah makannya.
Selain Tahu Sumedang, aneka makanan yang bisa dinikmati di Rumah Makan Tahu Sumedang Renyah antara lain pisang kriwil, cireng, bakwan jagung, gemblong asin/manis, dadar gulung, combro, tahu isi pedas, tape, arem-arem, dan karedok Bandung. (mag-08)