Aceh Utara | Jurnal Asia
Beroperasinya mesin penggiling padi keliling yang saban hari keluar masuk perkampungan penduduk, sudah menjadi pemandangan biasa di sejumlah kecamatan di Aceh Utara. Bahkan, warga lebih memilih untuk menggunakan jasa mesin penggiling keliling itu daripada harus membawa padi untuk digiling ke pabrik.
Dampaknya, sejumlah pengusaha pabrik penggiling padi yang sudah lama beroperasi terancam gulung tikar, karena warga sudah jarang menggunakan jasa mereka untuk menggiling padi menjadi beras. Pengusaha dan pemilik pabrik penggiling padi merasa keberatan atas kehadiran penggiling padi keliling tersebut.
Karena menurut mereka (pengusaha pabrik giling padi), selain menimbulkan Kesenjangan, kehadiran para penggiling keliling itu juga tidak menambah pemasukan kas daerah, sedangkan pengusaha pabrik harus membayar pajak setiap tahun.
Mansur, pengusaha pabrik padi di Kecamatan Baktiya Barat Aceh Utara, Minggu (3/8), kepada Jurnal Asia mengatakan, sejak lima tahun terakhir usaha penggilingan padinya menjadi sepi akibat kehadiran mesin penggiling keliling tersebut. Bahkan, ungkap Mansur, usaha itu kini terancam bangkrut.
“Masyarakat lebih memilih menggunakan jasa penggiling keliling karena tarifnya murah, sementara pabrik tidak bisa memberikan ongkos atau biaya jasa giling padi seperti yang dilakukan penggiling keliling, karena kami harus membayar pajak kepada daerah,” tegasnya.
“Kami meminta kepada pemerintah untuk segera mencarikan solusi agar roda perekonomian bisa berjalan dengan lancar, karena di setiap usaha pabrik padi menampung sebanyak 10 orang tenaga kerja. Tidak bisa kita bayangkan jika usaha pabrik padi benar-benar harus gulung tikar,” ujarnya menambahkan. (abdul halim)
Dampak Beroperasinya Mesin Penggiling Padi Keliling, Pengusaha Pabrik Terancam Gulung Tikar
Posted 04 Agu 2014 10:02, 3.214 views