Pengaruh Gadget di kalangan Pelajar

Oleh : Satriana Sitorus SPdI
Mayoritas pelajar tingkat SD dan SMP di Indonesia saat ini tengah mengalami krisis moral besar-besaran. Para pelajar kita menjadi korban danpak negatif gadget dan arus globalisasi. Palajar kini tak lagi segan menggunakan gadgetnya untuk mengakses konten-konten dewasa (porno), lebih parahnya lagi mereka justru mengaplikasikan konten dewasa dari dunia maya tersebut dalam kehidupan nyata. Tontonan sinetron tak mendidik yang cenderung menjual gaya hidup glamor serta umbar kemesraan juga mempengaruhi tergerusnya moral pelajar dan remaja kita.

Saat ini sudah bukan pemandangan aneh lagi jika kita menjumpai anak SMP atau bahkan SD yang sudah berpacaran atau menjalin hubungan khusus dengan lawan jenisnya. Parahnya lagi banyak diantara mereka yang sudah pernah merasakan adegan mesra seperti berciuman dan pelukan. Keadaan ini tentu saja sangat disayangkan, generasi penerus bangsa moral dan etikanya kini hilang entah kemana.

Berdasarkan penelitian LSM Sahabat Anak dan Remaja Indonesia (Sahara) Bandung antara tahun 2012-2014, remaja usia dini yang melakukan seks pra nikah, 72,9% hamil, dan 91,5% di antaranya mengaku telah melakukan aborsi lebih dari satu kali. Data ini didukung beberapa hasil penelitian bahwa terdapat 98% remaja di Yogyakarta yang melakukan seks pra nikah mengaku pernah melakukan aborsi.

Secara kumulatif, aborsi di Indonesia diperkirakan mencapai 2,3 juta kasus per tahun. Setengah dari jumlah itu dilakukan oleh wanita yang belum menikah, sekitar 20-40% adalah para remaja.

Artinya, ada 320 ribu sampai 757 ribu remaja putri yang diperkirakan melakukan aborsi setiap tahunnya. Sumber lain juga menyebutkankan, tiap hari 100 remaja melakukan aborsi dan jumlah kehamilan yang tidak diinginkan (KTD) pada remaja meningkat antara 180.000 hingga 240.000 kasus setiap tahun.

Selain itu survei yang dilakukan BKKBN pada akhir 2015 menyatakan, 73% remaja di beberapa kota besar di Indonesia melakukan seks pranikah. Dan, para pelaku seks dini itu menyakini, berhubungan seksual satu kali tidak menyebabkan kehamilan. Kemudian dari sumber lain juga menyebutkan tidak kurang dari 900 ribu remaja yang pernah aborsi akibat seks bebas Dan di Jawa Timur, remaja yang melakukan aborsi tercatat 73% dari total kasus. (JawaPos.com)

Gaya Hidup
Di antara berbagai macam kenakalan remaja, seks bebas selalu menjadi bahasan menarik dalam berbagai tulisan selain kasus narkoba dan tawuran pelajar. Seakan-akan seks bebas telah menjadi trend tersendiri. Bahkan seks bebas di luar nikah yang dilakukan oleh remaja (pelajar) bisa dikatakan bukanlah suatu kenakalan lagi, melainkan sesuatu yang wajar dan telah menjadi kebiasaan.

Pergaulan seks bebas di kalangan remaja Indonesia saat ini memang sangatlah memprihatinkan. Berdasarkan beberapa data, di antaranya dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyatakan sebanyak 32 persen remaja usia 14 hingga 18 tahun di kota-kota besar di Indonesia (Jakarta, Surabaya, dan Bandung) pernah berhubungan seks.

Hasil survei lain juga menyatakan, satu dari empat remaja Indonesia melakukan hubungan seksual pranikah dan membuktikan 62,7 persen remaja kehilangan perawan saat masih duduk di bangku SMP, dan bahkan 21,2 persen di antaranya berbuat ekstrim, yakni pernah melakukan aborsi. Aborsi dilakukan sebagai jalan keluar dari akibat perilaku seks bebas tersebut.

Oleh karena itu diperlukannya kerja sama antara orang tua dengan pihak sekolah mengenai pendidikan moral anak mereka. Hal ini tentunya akan membuat pihak sekolah lebih ketat dalam urusan moral para siswanya. Kemudian perlu adanya kedekatan para orangtua dengan anak-anak mereka agar terjalin suatu hubungan yang baik di mana anak-anak mereka dapat menuruti nasihat serta perintah dan jujur dengan orangtua mereka sendiri.

Selanjutnya perlu adanya pengawasan atas media yang di tonton oleh para orangtua terhadap anak mereka. Hal ini sangat penting karena media saat ini merupakan acuan para remaja (anak-anak mereka) dalam mencari trend.

Untuk para remaja, kalian harus lebih selektif dalam mencari kelompok bermain yang baik. Bukan berarti hal ini akan membuat pergaulan kalian menjadi kaku, namun hal ini dapat membuat kalian jauh dari pergaulan yang salah. Ekspresi kan kecintaan kalian dengan sang ‘pacar’ dalam hal yang positif. Bisa dalam bentuk inspirasi dalam membuat novel atau cerpen dan lagu. Hal ini akan membuat remaja lebih produktif dan itu tentu bermanfaat bagi kekreatifan kalian.*
*) Penulis adalah Alumni Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, bekerja sebagai guru Pesantren Al-Ihsan di Labura

Close Ads X
Close Ads X