Himawan Arief Sugoto, menyelesaikan gelar sarjananya di Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung, Maret 1990, kemudian lulus Master denagn Predikat CumLaude di bidang Project Management Universitas Indonesia ( 2001)
Karier panjangnya dimulai di PT Lenggogeni, sebagai Drainage Engineer pada proyek Botabek, Urban Devolopment. Pria kelahiran Solo, 27 April 1963 ini mendapatkan Overseas Experiences sebagai Representative & Civil Engineer di Siraishi Corporation Japan General Construction (September 1990 Januari 1995). Kemudian bergabung dengan PT. Prosys Bangun Nusantara (Bakrie Group) sebagai Chief Operation Officer sampai 2000, hingga menempati posisi puncak sebagai President Director CEO (2000 sampai 2007) di Prosys Bangun Persada (Prosys Group). Prestasi dan karier cermelangnya mengantarkan Himawan pada posisi yang kini disadangnya, sebagai Direktur Utama Perum Perumnas.
Sejak Perumnas dipimpin Himawan tahun 2007, Perum Perumnas (Perumnas) banyak mengalami perubahan yang dinamis. Dari kemerosotan penjualan maupun citra pada periode sebelumnya, perlahan tampil kembali meneguhkan perannya sebagai pelaku utama dalam penyediaan perumahan bagi masyarakat. Perubahan positif ini tak lepas dari peran Himawan Arief Sugoto, yang sejak Oktober 2007 lalu mengemudikan BUMN.
Saat itu, program pembangunan 1000 tower yang dicanangkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dijadikan momentum untuk merebut kembali kejayaan Perumnas. “Saya punya obsesi, agar masyarakat back to city, ke kota dengan konsep rumah vertikal, ukar Master dengan Predikat CumLaude di bidang Project Management Universitas Indonesia ini, tentang rumah susun yang kini sedang dipercepat pembangunannya,katanya.
Himawan menjelaskan, visi pendirian Perumnas yaitu menyediakan sektor papan bagi masyarakat, sudah dilakukan oleh Perumnas selama puluhan tahun. Banyak sudah kota kota yang dibangun oleh Perumnas, lebih dari 150 kota di 300 lokasi dan ini merupakan suatu track record yang panjang yang telah memberikan sumbangsih kepada masyrakat, khsususnya masyarakat menengah ke bawah dalam sektor papan. Bahkan sekarang perumahan perumahan yang dibangun Perumnas telah menjadi sebuah perkotaan.
Bagaimana Perumnas melihat peran swasta yang sekarang sangat dominan dalam membangun perumahan? Himawan menegaskan, banyak orang mungkin melihat, partisipasi swasta lebih besar dalam sektor papan ini. Swasta memang berkontribusi. Namun bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan menengah ke bawah akan sangat sulit, kemampuan daya beli rumahnya tidak semuanya dapat menjangkau. Hampir semua pemerintah di negara lain membuat sebuah badan korporasi dalam menyediakan perumahan bagi masyarakat menengah bawah. Itulah sebenarnya yang dicita citakan Perumnas.(int)