Medan| Jurnal Asia
Kemajuan zaman mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia. Sayangnya kemajuan tersebut diikuti dampak negatif terhadap kehidupan termasuk anak-anak. Perilaku mereka dipengaruhi faktor lingkungan. Sekolah Maitreyawira hadir berkomitmen membangun generasi yang berakhlak mulia dan berbudi pekerti luhur.
Hal itu disampaikan Ketua Yayasan Pendidikan Buddhis Cahaya Kasih Maitreya (PBCKM), Suhartini saat meresmikan Sekolah Maitreyawira berlokasi di Jalan Cemara Boulevard Utara Kompleks perumahan Cemara Asri Kecamatan Percut Sei Tuan, Selasa lalu. “Sekolah ini memiliki visi mendukung program pemerintah untuk mencerdaskan bangsa dengan mendidik anak di berbagai bidang ilmu pengetahuan sesuai kurikulum pendidikan, juga mendidik anak agar memiliki karakter serta beretika moral, mampu membagi kasih terhadap sesama dan menjunjung tinggi kebhinnekaan,” katanya.
Peresmian dihadiri Bupati Deliserdang H Ashari Tambunan, President of International Nature Loving Association / Organisasi Mengasihi Alam (INLA) Master Wang Tzu Kuang, Konjen RRT di Medan Zhu Honghai, anggota DPRD Sumut, Syahrial Tambunan, Anggota DPRD Medan Wong Chun Sen, Ketua Dewan Pembina Yayasan Pendidikan Cahaya Kasih Maitreya (PBCKM) Maha Pandita Citrawira dan Asisten I Setdakab Deliserdang, H Syafrullah SSos MAP, Pimpinan SKPD serta undangan lainnya.
Bupati Deliserdang H Ashari Tambunan dalam sambutannya mengatakan, visi yang sudah ditetapkan oleh Matreyawira yakni mengusung nilai moralitas etika hidup dalam kebhinnekaan, sangat relevan dengan visi pembangunan Kabupaten Deliserdang, yaitu “Deliserdang yang maju berdaya saing, religius dan bersatu dalam kebhinnekaan”.
Bupati mengaku bahagia dengan diresmikannya Sekolah Maitreyawira, karena merupakan bagian dari bentuk kepedulian semua komponen masyarakat terhadap pembangunan. “Dunia pendidikan saat ini semakin dibutuhkan kehadirannya untuk mempersiapkan generasi penerus bangsa dan generasi calon pemimpin masa depan,” katanya.
Sementara itu President of International Nature Loving Assosiation (INLA) Master Wang Tzu Kuang, selaku founder Sekolah Maitreyawira mengatakan, dalam kehidupan pendidikan berjalan dengan tiga tahap yaitu pendidikan dalam keluarga, pendidikan di Sekolah dan di Tengah-tengah masyarakat. Namun di zaman modern ini, terlihat kemerosotan nilai pendidikan yang ada di keluarga, demikian juga dengan pendidikan di masyarakat. “Satu-satunya yang masih bisa diharapkan yaitu pendidikan dari sekolah. Pendidikan di Sekolah memberikan pengaruh yang begitu besar bagi seorang anak,” ujarnya.
Master Wang menjelaskan, mulai dari dilahirkan, belajar bicara serta mulai memahami sesuatu, anak menerima pendidikan dari senior dan pelan-pelan belajar sehingga terbentuk pribadi dan karakter diri adalah dari sekolah. Begitu juga dengan berhubungan dengan antar manusia, memiliki akhlak yang baik. Semua itu tidak lepas dari pendidikan dari sekolah. “Sekolah bukan tempat untuk mewariskan pengetahuan saja. Sekolah merupakan tempat yang mengutamakan pembinaan kedewasaan mental dan sikap berhubungan dengan manusia lain. Oleh karena itu Maitreyawira hadir untuk memenuhi hal tersebut, melengkapi pendidikan di dalam keluarga dan masyarakat,” pungkasnya.
Peresmian ditandai dengan penandatanganan prasasti, pemberian plakat oleh Master Wang Tzu Kuang kepada Bupati H Ashari Tambunan, pelepasan balon, foto bersama dan pengguntingan pita di depan pintu masuk lobby Sekolah Maitreyawira. Dalam kesempatan itu Bupati beserta tamu undangan lainnya juga melakukan peninjauan ke seluruh ruangan, seperti ruang kelas, playgroup, ruang olah raga, ruang guru dan kamar mandi.
Pembangunan sekolah dilaksanakan sejak 2012, yang pada peletakan batu pertamanya oleh Mantan Bupati Deliserdang, Drs H Amri Tambunanan, meski pembangunannya berjalan secara bertahap tetapi sudah sejak lama berlangsung proses belajar dan mengajar dari tingkat Play group,TK dan tingkat Sekolah Dasar. (rel)